Pages

Akhir Juli, Sapi Australia Diharap Bisa Kembali Masuk Indonesia

Akhir Juli, Sapi Australia Diharap Bisa Kembali Masuk Indonesia

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi, berharap sapi impor dari Australia bisa kembali masuk ke Indonesia pada akhir bulan Juli ini. Harapannya, kebutuhan daging dalam negeri saat menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran bisa lebih terjaga.
Menurut Sofjan, saat ini Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri Pertanian dan Kedutaan Besar Australia telah melakukan negosiasi. "Kami (Apindo) yang memediasi. Sudah ada kesepakatan untuk kembali membuka pengiriman sapi Australia dan perbaikan standar rumah pemotongan hewan," kata Sofjan di Jakarta, Senin, 4 Juli 2011.
Impor akan kembali dilakukan saat standar rumah pemotongan hewan diperbaiki. Ada sejumlah syarat dan standar yang mesti diperbaiki oleh pemotongan hewan. Diperkirakan dalam dua pekan ini sudah bisa dilakukan perbaikan sehingga akhir Juli sapi Australia sudah bisa kembali masuk Indonesia.
Diharapkan polemik impor sapi itu bisa segera bisa diselesaikan. Pasalnya, kondisi itu berpotensi merugikan kedua negara. Indonesia sendiri masih membutuhkan impor sapi untuk memperkuat pasokan daging dalam negeri, sedangkan Australia butuh Indonesia yang selama ini menjadi pasar utama perdagangan hewan hidup Benua Kanguru itu. Rata-rata per tahun Australia ekspor 500 ribu sapi hidup ke Indonesia dengan nilai mencapai Rp 2,94 triliun, atau senilai 43 persen dari total perdagangan hewan hidup Australia.
Sebelumnya, Pemerintah Australia menangguhkan ekspor sapi hidup ke Indonesia selama enam bulan sejak 8 Juni lalu sebagai respons atas tayangan stasiun televisi ABC pada akhir Mei lalu yang menganggap cara pemotongan sapi di Indonesia tak memenuhi standar kesejahteraan hewan. Australia pun melarang penyembelihan ternak hidupnya di sejumlah rumah pemotongan di Tanah Air, seperti Mabar di Medan, Bayur di Tangerang, Herman dan Zbeef di Lampung, Gondrong di Tangerang, Zidin di Tanah Karo, Tani Asli di Binjai, serta Bubulak di Bogor.
Pemerintah Australia menyatakan siap membantu mempercepat penyesuaian standar penyembelihan hewan di Indonesia. Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriaty, akan menyiapkan sarana untuk memperbaiki rumah potong.
Untuk mendukung langkah Pemerintah Australia, Kementerian Pertanian mengusulkan sejumlah teknologi baru dalam tahap penyembelihan sapi. Salah satunya dengan menggunakan alat untuk merebahkan sapi tanpa harus diikat. Teknologi tersebut dapat menghindarkan ternak dari risiko kesakitan, seperti terjatuh dan terbentur lantai.
AGUNG SEDAYU

0 komentar:

Posting Komentar