Pages

6 Media Asing Promosikan Pariwisata RI

6 Media Asing Promosikan Pariwisata RI
I Made Asdhiana | Senin, 25 Juli 2011 | 16:48 WIB

KOMPAS/JANNES EUDES WAWA Sejumlah wisatawan menikmati formasi batu granit di atas hamparan pasir putih di Pulau Babi, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Batu granit ini menjadi salah satu daya tarik yang menyedot wisatawan domestik dan mancanegara mengunjungi Pulau Belitong dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. 
 
DOK WWW.TRAVELERBALI.COMTuris bersepeda menyusuri pematang sawah di Jatiluwih, Tabanan Bali.
KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI Umat Hindu usai sembahyang di pura Lingsar, Lombok Barat, NTB, Jumat (8/7/2011). Pura tertua di pulau Lombok tersebut dibangun pada tahun 1714 oleh Raja Anak Agung Ketut Karangasem, terdiri dari dua yakni pura Gaduh yang khusus digunakan umat Hindu, dan pura Kemaliq yang juga digunakan umat Islam suku Sasak untuk beribadah.
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Pemain dari Sanggar Gita Lestari menampilkan dramatari "Calonarang: Ketundung Ratna Mengali" di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (21/7/2011) malam. Calonarang adalah Ratu Leak yang membuat wilayah Kerajaan Kediri dilanda gerubug (wabah) yang mematikan.


JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam rangka menyukseskan Forum for East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC), Kementerian Luar Negeri mengundang 6 wartawan asing untuk meliput dan menulis soal potensi investasi pariwisata di Indonesia. Kegiatan Journalist Familiarization Trip 2011 ini dimulai sejak 22 hingga 28 Juli 2011.
Keempat daerah ini memiliki daya saing dan bernilai jual.
-- Henky Manurung
Keenam wartawan asing tersebut adalah Lorna Edward (The Age, Australia), Nicholas Domeyko Tocigl (Travel Time, Cile), Xu Cong (China Bisnis Journal, China), David Michael Carruth (10 Magazine, Korea Selatan), Katie Foley (In Business, Selandia Baru), dan Rezvan Maliheh Ghobadi (Asia Financial News, Iran).
Menurut Dewi Mayangsari Kusumaastuti, Direktur Kerja Sama Intra Kawasan Amerika dan Eropa Kemenlu, keenam media massa dan wartawan asing ini telah dipilih oleh Kedutaan Besar Indonesia yang berada di negara masing-masing. "Mereka wartawan yang mengerti tentang pariwisata dan investasi," ujarnya, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Negara asal para wartawan dipilih karena memiliki potensi besar untuk berinvestasi di Indonesia. Alasan lainnya, agar para wartawan ini memublikasikan destinasi pariwisata Indonesia di negaranya masing-masing sehingga dapat menjadi pasar pariwisata baru untuk Indonesia.
Dewi berharap mereka dapat menjadi mitra untuk memperbaiki dan meningkatkan citra iklim investasi Indonesia. Dengan berkembangnya investasi, lanjut Dewi, akan membuka lapangan serta kesempatan kerja baru untuk masyarakat.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata memilih empat daerah tujuan investasi yang akan diliput oleh enam wartawan asing tersebut, yakni Tanjung Lesung, Belitung, Mataram, dan Bali.
Kepala Sub Direktorat Investasi Usaha Kemenbudpar, Henky Manurung, mengatakan, keempat daerah ini memiliki daya saing dan bernilai jual. Karena itu, patut untuk dipromosikan dan diperkenalkan kepada para calon investor. "Sebanyak 100 persen modal yang dimiliki para investor asing dapat diinvestasikan untuk bisnis resort, lapangan golf, pusat pameran dan konvensi, konsultan pariwisata, hingga hotel," kata Henky.
Sementara partisipasi modal asing, atau 50 persen saham yang dimiliki investor asing, bisa dialokasikan untuk bisnis motel, home-stay, bahkan hotel berbintang 1 atau 2. Henky menambahkan, kesempatan partisipasi modal asing juga terbuka lebar untuk wisata alam dan budaya, wisata atraksi, taman rekreasi, restoran, kafe, hingga spa.
Sumber : Antara

0 komentar:

Posting Komentar