Pages

Awas! Tayangan Porno Sebabkan Sindrom SADD




Awas! Tayangan Porno Sebabkan Sindrom SADD

Tim Liputan 6 SCTV
06/07/2011 13:37 |
Liputan6.com, New York: Kebanyakan lelaki menyukai konten porno di internet. Apalagi kemudahan mengkakses internet di berbagai tempat dan waktu, serta makin baiknya kualitas jaringan internet, membuat para lelaki ketagihan melihat konten dan tayangan porno.

Tak hanya di Indonesia, di luar negeri-pun, contohnya di Amerika, banyak orang keranjingan menonton konten porno di internet. Tapi persoalannya, kebiasaan itu kini mulai menimbulkan masalah sosial, terutama bagi kehidupan seks warga di sana.

Seorang ahli terapi seks Ian Kerner, Ph.D mengatakan, kebiasaan menikmati konten porno di internet membuat banyak lelaki menderita sindrom yang ia namakan "Sexual Attention Deficit Disorder" atau SADD.

Lelaki yang menderita sindrom ini biasanya mengalami kesulitan untuk fokus pada kehidupan seks yang nyata, dan merasakan hubungan seksual yang kurang harmonis dengan pasangannya. Ia akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan ereksinya saat melakukan hubungan seks dengan pasangannya.

Lelaki seperti ini umumnya juga akan mengalami ejakulasi yang tertunda, atau bisa mengalami ejakulasi dan mencapai klimaks hanya dengan stimulasi atau rangsangan manual ataupun oral.

Hal ini menurut Ian Kerner terjadi karena lekaki tersebut terbiasa dengan khayalan seks, yang dipicu oleh tayangan-tayangan porno yang mereka lihat di internet. Gairah seksnya secara nyata akan berkurang, karena sudah terkuras saat melakukan masturbasi usai melihat konten porno tadi.

Lelaki yang menderita sindrom SADD seperti ini biasanya merasa bosan di atas tempat tidur saat bersama pasangannya. Ia mungkin cepat terangsang dan mengalami ereksi, tetapi tidak secara mental.

Karner menemukan kasus-kasus seperti ini dari keluhan para perempuan yang menjadi pasiennya. Mereka mengeluh karena belakangan suami mereka sering kesulitan mengalami ejakulasi, atau sering merasa tidak interes lagi ketika melakukan hubungan badan.

Setelah diselidiki, Karner menemukan bahwa umumnya para suami yang dikeluhkan itu memiliki kebiasaan melakukan masturbasi lebih banyak dari biasanya. Mengapa? karena mereka kerap melihat konten porno di internet.


Solusi Sindrome SADD

Ian Karner mengaku tidak anti masturbasi. Baginya, masturbasi justru seperti spa selama 30 detik sehari. Tetapi masturbasi yang berlebihan, apalagi dilakukan karena dorongan rangsangan imajiner akibat menonton konten atau tayangan porno, akan berdampak buruk.

Dalam istilah klinis, lelaki seperti ini disebut idiosyncratic masturbatory style. Mereka selalu butuh dorongan seksual lebih yang tidak mereka dapatkan ketika berhubungan badan dengan pasangannya. Akibatnya, mereka berkhayal dan berkhayal untuk mempertahankan ereksinya.

Lalu Bagaimana mengatasinya? Pertama, kurangi frekuensi masturbasi dan simpan semua khayalan dan dorongan seksual itu untuk pasangan Anda. Kalaupun perlu melakukan masturbasi, usahakan kurangi gerakan tangan yang dominan, sehingga sensasi berhubungan badan menjadi berkurang.

Kedua, jangan melihat gambar, foto ataupun video saat berkhayal atau melakukan masturbasi. Gunakan kesempatan ini untuk mengingat kembali pengalaman seks yang romantis bersama pasangan Anda sendiri.

Ketiga, gunakan terus kesempatan dan cari cara untuk membangun khayalan seks bersama pasangan Anda. Tinggalkan internet porno, video porno dan gambar-gambar porno, dan masuklah ke kamar dimana pasangan Anda sudah menunggu di sana. (Askmen/MLA)

0 komentar:

Posting Komentar