Sei, Daging Asap Asli Indonesia



Sei memang minim bumbu dan terasa gurih karena rasa asin dari garam. Dengan minimnya bumbu, aroma asap dan rasa daging benar-benar terkecap. Budhy menjelaskan bahwa Sei menggunakan teknik pengasapan yang merupakan warisan para leluhur. Kayu kusambi biasa dipakai untuk mengasapi Sei.
Daging sapi diiris kemudian dilumurkan garam. Kemudian daging digantung agar saripati air keluar dan daging menjadi kering. Setelah itu baru diasapkan terus menerus hingga beberapa jam. Menurut Budhy, di rumah-rumah yang masih tradisional, pengasapan dilakukan terus hingga beberapa hari bahkan lebih. Tak hanya daging, bahan panen pun diasapkan sebagai persediaan selama menantikan musim panen berikutnya.
"Biasanya yang dijadikan Sei itu daging babi. Tapi banyak juga sekarang sapi dan ikan. Sudah dijadikan oleh-oleh juga," tuturnya.
Ya, Sei bukan sekadar masakan rakyat tapi juga dicari-cari para wisatawan baik domestik maupun asing. Sei beku dalam kemasan kedap udara biasa diletakkan di lemari pendingin. Sei beku ini yang dicari untuk oleh-oleh. Di Rumah Makan Tanjung, Sei Sapi disajikan dengan sambal belimbing. Rasa asam pedas sangat cocok dimakan bersama Sei yang minim bumbu.
Sebagai teman makan Sei adalah Tumis Bunga Pepaya dan Tumis Toge. Bunga Pepaya memang favorit penduduk NTT. Sangat mudah menemukan makanan yang menggunakan bahan bunga pepaya di NTT. Walaupun menggunakan bunga pepaya, namun tak terasa pahit. Terkecap selintas rasa getir namun gurih berpadu apik dengan rasa pedas potongan cabai. Seorang kenalan asal Larantuka bernama Dona, pernah bercerita betapa maniaknya orang NTT pada bunga pepaya.
"Waktu saya kuliah di Denpasar, saya sampai membawa bunga pepaya ke Denpasar. Di sana susah cari bunga pepaya, kayaknya tidak ada yang jual. Padahal di sini, mudah sekali cari bunga pepaya," tuturnya sambil tertawa.
kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar