Pages

Haduh! Selesai Makan Enak, Kolestrol Mengancam?

Haduh! Selesai Makan Enak, Kolestrol Mengancam?
Headline
naturalhealthmedical.com

Kemeriahan Lebaran tak lengkap rasanya bila tak ditemani aneka menu Lebaran. Meski nikmat, tetap jaga pola konsumi. Karena biasanya, menu Lebaran sarat kolesterol.

Sudah bisa dipastikan, selama lebaran sajian makanan yang enak dan manis siap untuk disantap. Mulai dari opor, rendang, hingga gulai yang semuanya dibuat dari daging dan bersantan.

Tak heran jika makanan penuh kolesterol dan tinggi lemak itu bakal menumpuk di dalam tubuh. Agar kadar kolesterol di tubuh Anda tetap stabil, sebaiknya batasi makanan tersebut. Boleh makan, asal jangan berlebihan.

Jangan sampai gara-gara menu berkolesterol tersebut, kolesterol Anda meninggi, tekanan darah naik, dan kadar gula darah melambung.
Selain penyakit tersebut, konsumsi kolesterol dan lemak jahat yang berlebihan merupakan faktor risiko terjadinya penyakit yang menyerang pembuluh darah, misalnya stroke, penyakit jantung, hipertensi, asam urat, dan gangguan lainnya.

Kolesterol tidak dapat bekerja sendiri di dalam tubuh dan harus bergabung dengan protein untuk dapat bergerak dalam peredaran darah. Kolesterol dan protein akan bekerja secara bersama-sama dan disebut dengan lipoprotein.

Terdapat dua jenis lipoprotein di dalam tubuh. Pertama, low-density lipoprotein (LDL) yang disebut juga kolesterol jahat. Tingginya kadar LDL dalam darah bisa menyumbat dinding arteri di jantung dan otak sehingga berisiko terjadi penyakit jantung dan stroke.

Kedua, high-density lipoprotein (HDL) atau disebut juga kolesterol baik. HDL akan membawa kolesterol dari arteri kembali ke hati.

Dokter spesialis penyakit Dalam RS. Sari Asih, Astri Handayani SpPd menjelaskan untuk menghindari penyakit seperti jantung dan stroke, maka mengontrol kolesterol serta menjalani hidup yang lebih sehat, baik selama Ramadan, hari raya, maupun setelah itu sangat dianjurkan.

Kolesterol sebenarnya dibutuhkan tubuh untuk membuat hormon dan vitamin D serta merupakan bagian asam empedu yang memecah lemak dalam sistem pencernaan. Kebutuhan kolesterol tubuh telah dicukupi oleh hati.

Namun jika mengonsumsi makanan lemak jenuh berkadar tinggi, hati akan memproduksi kolesterol lebih banyak lagi sehingga pasokannya menjadi berlebihan.

Sementara, Guru Besar Ilmu Jantung Anak dari FKUI/RSCM, Prof dr Bambang Madiyono SpJP SpA (K), kolesterol yang berlebihan yang tertimbun di dalam dinding pembuluh darah akan menimbulkan aterosklerosis, yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah, yang biasanya terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya, lengan, dan tungkai.

Kondisi ini merupakan cikal-bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke. Di negara-negara maju dengan konsumsi kolesterol yang tinggi, seperti Amerika Serikat, penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian.

Penelitian yang dilakukan oleh American Heart Association (AHA) menyatakan, lebih dari 100 juta orang di negara tersebut memiliki kadar kolesterol di atas rata-rata dan 40 juta di antaranya memiliki kadar kolesterol yang sangat tinggi.

Kondisi ini menyebabkan angka kematian akibat penyakit jantung dan stroke mencapai 500.000 orang setiap tahunnya. Sementara itu, angka kematian yang disebabkan oleh serangan jantung di Tanah Air kini telah mencapai 26–30%.

Bahkan untuk kota besar seperti DKI Jakarta, bisa mencapai 42,9%. Apalagi, tren saat ini banyak ditemukan anak-anak dan remaja yang menderita obesitas dan merokok. Hal itu tidak dapat dipungkiri, seiring dengan kemajuan ekonomi dewasa ini dan perubahan gaya hidup yang tidak sehat.

”Kolesterol darah yang tinggi merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah jantung yang dapat menimbulkan serangan jantung dan stroke. Namun, yang menyebabkan seseorang akhirnya menderita penyakit jantung berasal dari multifaktor,” kata Bambang.

Beberapa cara dapat dilakukan untuk menghindari ancaman penyakit yang berasal dari kolesterol tinggi. Di antaranya dengan mulai mengubah pola hidup kurang baik, seperti menghindari konsumsi makanan dengan kadar kolesterol tinggi dan makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi.

[inilah.com]

0 komentar:

Posting Komentar