Pages

Pola Asuh Sesuai Kepribadian Anak

Pola Asuh Sesuai Kepribadian Anak

Pintar mengasuh anak (Foto: Google)
Pintar mengasuh anak (Foto: Google)
SETIAP anak memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang butuh pola pengasuhan yang berbeda pula. Nah, agar anak tumbuh optimal, sebaiknya berikan pola asuh sesuai kepribadian si kecil.

Berusia kurang dari dua tahun, Kira Wales benar-benar terobsesi dengan yang namanya jam digital. Mampu menghitung sampai angka 10, dia akan menatap dengan penuh perhatian melihat jarum jam, katakanlah, pukul 06.53. Kemudian dia akan berpaling kepada ayahnya, Jimmy Wales, dan berkata dengan keras, “Saya tahu, pasti yang berikutnya adalah (angka) empat.”

Dan, kemudian dia akan kembali menatap. Dan menatap, menurut Wales, seorang pendiri Wikipedia. “Sampai akhirnya dia berteriak ‘empat!’, melempar tangan ke udara seolah-olah mencetak gol di Super Bowl,” tuturnya.

Setelah itu, kembali melihat jam, dia akan berada di samping ayahnya dan mulai berbisik, “Saya tahu ayah, habis ini pasti (angka) lima.”

Rasa ingin tahu yang tinggi seperti sang ayah yang dilakukan Kira, yang sekarang berusia delapan tahun, hanyalah upaya dia untuk menunjukkan watak pribadinya.Hal itu diungkapkan dokter anak Harvey Karp MD, penulis dan kreator buku laris dan serial DVD, “The Happiest Toddler on the Block”. Kira telah menemukan pola baru dan merasakan kesenangan selama sekitar seminggu untuk memprediksi sebuah angka.

“Jika bayi adalah seorang malaikat, maka balita adalah orang yang tinggal di gua,” sebut Karp seperti dikutip laman WebMD. Bersemangat tinggi, selalu bergerak, dan terperangkap dalam emosi yang meluap- luap. Seorang balita seperti orang yang tidak memiliki aturan, manusia yang hidup antara masa pedal menuju logam, cocok jika disandingkan dengan “edisi” manusia yang lebih tua, yaitu remaja, seperti yang dirasakan oleh para ahli dan juga orangtua.

“Mereka makan bohlam lampu. Mereka memasukkan mainan Lego di hidung mereka,” ucap Lara Zibners MD, seorang dokter anak di New York City, Amerika Serikat. Balita adalah manusia yang egosentris, emosinya masih labil, ragu-ragu, dan tidak menyadari akan bahaya.

“Lapisan dalam kemampuan mereka terbatas untuk berkomunikasi dan temperamen masing-masing,” kata Zibners yang menulis buku “If Your Kid Eats This Book, Everything Will Still Be Okay”.

Tidak heran jika banyak orangtua tidak bisa menunggu anak mereka untuk mengatasi hal ini. “Sulit namun sering menyenangkan, fase masa kanak-kanak,” tambahnya.

Namun, Anda dapat memahami dan menguasai perilaku makhluk mungil ini. Langkah pertama adalah, mengetahui kepribadian anak Anda.

Karp menulis dalam bukunya “The Happiest Toddler on the Block” bahwa temperamen dapat menjelaskan mengapa sebagian dari kita bisa tidur dengan TV menyala. Sementara orang lain harus mengecilkan suaranya terlebih dahulu. Atau mengapa beberapa orang dapat mengampuninya dengan mudah dan yang lain tidak bisa membiarkannya cepat berlalu.

“Mengetahui temperamen anak akan membantu Anda untuk tahu kapan untuk memanjakan dan kapan untuk menekan anak,” tuturnya.

Secara garis besar, kepribadian seorang anak terbagi dalam tiga kategori, yaitu pertama, anak yang mudah diatur atau selalu bahagia. Kedua, pemalu atau lambat untuk bersikap hangat, namun sering berlaku bijaksana dan tenang.

Lalu, bagaimana menghadapi mereka sesuai kepribadiannya? Untuk anak yang mudah diatur, mereka biasanya berlaku easy going, bangun pada “sisi kanan tempat tidur”, selalu ceria dan siap menyambut hari yang baru. Mereka juga, Karp menuturkan, aktif, menoleransi perubahan, dan pada dasarnya suka dengan orang-orang dan situasi yang baru. Para ahli menambahkan, mereka tidak mudah marah, tetapi tidak mau juga ditekan secara berlebihan. Anda hanya perlu menggunakan akal sehat jika memang begitulah kepribadian anak Anda dengan sejumlah batasan.

Anak yang mudah diatur kadang-kadang bisa hilang dalam kerumunan, menghabiskan terlalu banyak waktu sendirian di depan TV, atau tidak cukup waktu bersama Anda karena anak-anak lain minta perhatian lebih.

Pada usia sembilan bulan, bayi mudah tersenyum kepada orang asing, tetapi anak pemalu umumnya akan mengerutkan kening, lalu memegang erat Anda (mereka baru bye bye setelah tamu pulang. Mereka membutuhkan banyak waktu untuk transisi dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya, dan menolak perubahan.
(SINDO//tty)

0 komentar:

Posting Komentar