Pages

Di Kopenhagen, Pilih Becak atau Sepeda?

Di Kopenhagen, Pilih Becak atau Sepeda?
 
ALMERIA ALLEN / Di Kopenhagen, wanita pun bisa narik becak.
 
ALMERIA ALLEN / Toko-toko menyediakan bike stand untuk pelanggan.
 
ALMERIA ALLEN / Bike stand, keranjang di belakang itu untuk menaruh barang-barang bawaan.

ALMERIA ALLEN / Siapa tertarik keliling kota di Kopenhagen naik becak
 
Kopenhagen sudah menjadi kota sepeda kira-kira semenjak 100 tahun yang lalu. Hampir 90 persen dari penduduk Kopenhagen mempunyai sepeda. Sepeda adalah alat transportasi terfavorit di kota ini. Dari sepeda mini, sepeda balap, gerobak anak sampai becak ada di sini.Hampir setiap sudut kota ini bisa dijangkau dengan sepeda. Gowes sepeda ada aturannya di sini. Menyalahi aturan bisa mengakibatkan kecelakaan. Bahkan anda bisa dikenakan denda sebesar DKK 500 - DKK 600 atau sekitar Rp 850.000 sampai Rp 1.020.000.
Dilarang bersepeda di luar jalur khusus untuk sepeda. Angkat tangan anda sebelum berhenti. Rentangkan tangan kanan jika anda akan belok ke kanan. Rentangkan tangan kiri jika anda akan belok ke kiri. Love your brain adalah ekspresi Copenhageners untuk mempromosikan pemakaian helm yang memang sangat dianjurkan. Bunyikan bel sebagai alat komunikasi antara sesama pengguna sepeda. Sepertinya semua praktik di atas bisa kita terapkan ya untuk para pengendara sepeda di minggu pagi, car free day.
Nyalakan lampu depan dan belakang sepeda ketika malam tiba. Patuhi rambu-rambu lalu lintas. Jangan menerobos lampu merah, berhenti ketika pejalan kaki menyeberang jalan. Itu beberapa contoh peraturan mengendarai sepeda di kota ini.
Saya ingat di Jakarta pengendara mobil suka berkomentar, "Aduh, sudah dikasih jalan, lama pula jalannya" ketika memberi jalan pada pejalan kaki yang menyeberang menggunakan zebra cross. Di sini, pejalan kaki adalah pengguna jalan dengan prioritas nomor satu. Kalau ia sudah melangkahkan kaki di zebra cross, semua kendaraan, termasuk sepeda harus berhenti.
Sebaliknya, pejalan kaki juga harus mematuhi rambu-rambu lalu-lintas. Jangan sembarangan menyeberang jalan kalau lampu lalin masih merah atau gunakan jembatan penyeberangan dan zebra cross. Intinya semua pengguna jalan harus saling menghormati tanpa terkecuali.
Pengendara sepeda adalah pengguna jalan dengan prioritas kedua, disusul oleh bus lalu kendaraan pribadi. Hmmm kapan ya Jakarta bisa seperti itu...
Kalau anda ada kesempatan untuk mengunjungi Kopenhagen (København dalam bahasa Danish), Anda harus mencoba mengelilingi kota ini dengan sepeda. Tidak usah repot membawa sepeda dari Jakarta karena kota ini menyediakan sepeda di mana mana.
Anda hanya cukup menyediakan koin DKK 20 atau sekitar Rp 34.000 sebagai deposito untuk bisa meng-unlock satu sepeda yang tersebar di 110 tempat dan memulai perjalanan anda mengelilingi kota. Sepeda ini dilengkapi dengan built-in map (peta yang terletak di stang) yang dapat membimbing anda menuju obyek-obyek pariwisata di pusat kota. Setelah lelah mengelilingi kota, anda bisa parkir sepeda anda di salah satu bike-stands (tempat parkir khusus sepeda) yang tersedia, tidak perlu di tempat yang sama ketika anda mengambilnya, lalu kunci dan dapatkan kembali DKK 20 anda. Dengan kata lain, gratis!
Atau anda ingin mencoba tour guide? Dengan DKK 260, bike-Mike menawarkan tur guide sekeliling kota. Tour yang berdurasi kira-kira tiga jam ini sudah termasuk harga sewa sepeda. Anda bisa menemukan informasi lebih lanjut di www.bikecopenhagenwithmike.dk
Jika anda ingin menikmati kota tanpa repot menginjak pedal, becak Kopenhagen bisa menjadi pilihan. Bentuknya hampir sama dengan becak di Indonesia, tapi rasanya becak Kopenhagen (Copenhagen rickshaw) mempunyai alat yang memudahkan pengendara untuk mengayuhnya. Karena bukan saja ada abang tukang becak, tapi juga mbak tukang becak yang siap mengantar anda keliling kota.
Becak-becak ini tidak mempunyai tempat pangkal khusus dan seperti juga di Indonesia, anda bisa menyetopnya di mana saja. Ada juga jenis becak yang bisa dipesan on line, biasa disebut flying tiger rickshaw. Becak-becak ini disebut juga three wheels taxi. Anda bisa menemukannya di pusat kota, khususnya di Strøget, area butik dan toko yang hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki.
So, are you ready to bike? (Almeria Allen)

0 komentar:

Posting Komentar